KABUPATEN CIREBON -- Pemerintah Kabupaten Cirebon melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) ikut mensukseskan Gerakan Pangan Murah (GPM) yang digelar serentak secara nasional. 

 

GPM yang digelar dalam rangka Hari Pangan Sedunia (HPS) ini berlangsung di halaman kantor Samsat Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon, Senin (16/10/2023).

 

Dalam sambutan Bupati Cirebon, Drs. H. Imron, M.Ag melalui Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten Cirebon, Drs. Hafidz Iswahyudi, M.Si mengatakan, GPM dilakukan sebagai upaya pengendalian inflasi, meningkatkan keterjangkauan dan daya beli pangan masyarakat serta strategis bagi masyarakat. 

 

Dampak kemarau panjang yang terjadi saat ini, kata Hafidz, mengakibatkan beberapa komoditas pangan, seperti beras dan gula pasir mengalami kenaikan harga.

 

“Kenaikan harga pangan tersebut disebabkan ketersediaan pasokan berkurang, khususnya hasil panen petani gabah dan tebu yang mengalami penurunan 40 persen dari luas lahan yang panen per hektar, menurun akibat dari kurangnya pasokan air dan adanya gelombang El Nino,” ujar Hafidz.

 

Hafidz mencontohkan, salah satu komoditas pangan yang mengalami kenaikan harga adalah beras. Saat ini, harga beras kualitas premium menembus angka Rp14.500 dan kualitas medium Rp13.500.

 

Kondisi tersebut menyebabkan berkurangnya daya beli masyarakat terhadap beras. Bahkan, beberapa warga di kabupaten lain mencampurkan beras dengan jagung untuk kebutuhan pangan pokoknya.

 

Dalam GPM kali ini, pemerintah menghadirkan sejumlah produsen komoditas pangan, mulai dari beras, telur, minyak goreng, cabe, bawang dan gula pasir untuk ditawarkan kepada masyarakat.

 

“Bahan pangan pokok yang sangat dibutuhkan masyarakat, namun dengan permintaan yang banyak, menyebabkan sebagian bahan pangan tersebut mengalami kenaikan harga pangan yang cukup signifikan,” lanjut Hafidz.

 

“Salah satu indikator yang mempengaruhi stabilisasi harga pangan yang berakibat pada gejolak harga adalah terganggunya distribusi pangan, tidak meratanya distribusi bahan pangan antar wilayah, yang mungkin disebabkan oleh rendahnya produksi dan gangguan pada proses distribusi,” imbuhnya.

 

Kepala DKPP Kabupaten Cirebon, Drs. Erus Rusmana, M.Si mengatakan, ada dua tujuan digelarnya GPM. Pertama, dalam upaya pengendalian inflasi melalui stabilisasi pasokan dan harga pangan dalam rangka antisipasi kemarau panjang, serta adanya gelombang El Nino.

 

Kemudian, memberikan peluang kepada masyarakat akan kebutuhan pangan dengan harga yang wajar, selain komoditas strategis juga disediakan bahan pangan lokal produk UMKM Kabupaten Cirebon.

 

Beberapa produsen yang terlibat dalam GPM, yakni Bulog, Gapoktan Subur Makmur, Rajawali Nusindo, Rose Brand, dan beberapa pelaku UMKM lokal.

 

“Contoh, di sini (GPM), dijual beras SPHP dengan harga Rp52.500 per lima kilogram, minyak goreng Camar Rp15.000 per liter, dan beragam pangan murah lainnya,” ungkap Erus. (DISKOMINFO)